IDXChannel – Saham emiten sektor minyak dan gas (migas) cenderung naik pada Selasa (8/7/2025) di tengah penguatan komoditas energi acuannya di pasar global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.45 WIB, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) meningkat 3,51 persen, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) terkerek 3,97 persen, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) terapresiasi 1,27 persen.
Kemudian, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menghijau 1,28 persen, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 1,22 persen, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) 0,40 persen, dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) 9,36 persen.
Harga minyak mentah naik hampir 2 persen pada perdagangan Senin (7/7).
Kenaikan ini didukung oleh tanda-tanda kuatnya permintaan yang mampu mengimbangi dampak kenaikan produksi OPEC+ untuk Agustus yang lebih tinggi dari perkiraan serta kekhawatiran baru soal dampak tarif dari Amerika Serikat.
Minyak Brent ditutup menguat 1,9 persen ke level USD69,58 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 93 sen atau 1,4 persen, berakhir di USD67,93.
Sebelumnya, Brent sempat jatuh hingga USD67,22, sedangkan WTI menyentuh level terendah USD65,40.
“Pasokan memang terlihat meningkat, namun permintaan tetap berada di atas ekspektasi,” ujar wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, Dennis Kissler, dilansir dari Reuters.
Data industri perjalanan yang dirilis pekan lalu menunjukkan rekor jumlah warga AS yang bepergian melalui jalur darat maupun udara untuk libur Hari Kemerdekaan 4 Juli.
Pada Sabtu lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya dalam kelompok OPEC+ sepakat untuk menaikkan produksi sebesar 548.000 barel per hari (bph) pada Agustus, melampaui kenaikan 411.000 bph yang dilakukan dalam tiga bulan sebelumnya.
Keputusan OPEC+ ini diperkirakan bakal mengembalikan sekitar 80 persen dari total pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta bph yang dilakukan oleh delapan anggota OPEC, menurut analis RBC Capital yang dipimpin Helima Croft.
Meski begitu, para analis mencatat bahwa kenaikan produksi sejauh ini masih lebih kecil dari yang direncanakan, dengan sebagian besar tambahan pasokan berasal dari Arab Saudi.
Sebagai bentuk kepercayaan terhadap prospek permintaan minyak, Arab Saudi pada Minggu lalu menaikkan harga jual minyak Arab Light untuk pengiriman Agustus ke Asia ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Analis Goldman Sachs memperkirakan OPEC+ mengumumkan tambahan kenaikan produksi terakhir sebesar 550.000 bph untuk September dalam pertemuan berikutnya pada 3 Agustus mendatang.
Harga minyak juga sempat tertekan setelah pejabat AS menyebutkan adanya penundaan soal kapan tarif baru mulai diberlakukan, namun belum memberikan rincian terkait perubahan tarif tersebut. Investor khawatir bahwa kenaikan tarif bisa memperlambat aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Senin menyatakan bahwa pemerintah akan mengumumkan sejumlah kebijakan perdagangan dalam 48 jam ke depan, seraya mengungkapkan bahwa banyak negara yang mengajukan tawaran di menit-menit akhir untuk menghindari tarif sebelum tenggat 9 Juli.
“Meski kebijakan perdagangan AS masih terus berkembang, perpanjangan tenggat waktu dan mundurnya rencana tarif yang keras membantu meredakan kekhawatiran permintaan yang membayangi sejak April,” kata Jeffrey McGee, direktur pelaksana di Makai Marine Advisors.
Di tengah gejolak tersebut, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman pada Senin mengklaim telah menenggelamkan kapal kargo di Laut Merah menggunakan tembakan, roket, dan kapal kendali jarak jauh bermuatan bahan peledak. Ini menjadi serangan pertama mereka di perairan internasional tahun ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Trump di Gedung Putih pada Senin. Di saat bersamaan, pejabat Israel juga tengah melakukan perundingan tidak langsung dengan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang dimediasi AS.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam sebuah wawancara yang dirilis Senin menyatakan dirinya yakin Iran bisa menyelesaikan perbedaan dengan AS lewat dialog, meski ia mengakui masalah kepercayaan akan menjadi tantangan setelah serangan-serangan AS dan Israel terhadap negaranya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.