IDXChannel – Saham emiten produsen emas cenderung menguat pada Senin (23/6/2025) pagi seiring kenaikan logam mulia di pasar global di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pukul 10.52 WIB, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) meningkat 6,99 persen ke Rp505 per unit. Di bawah PSAB, saham PT Merdeka Copper Tbk (MDKA) naik 1,98 persen dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terapresiasi 1,56 persen.
Demikian pula, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) bertumbuh 1,97 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendaki 1,60 persen, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menghijau 0,97 persen.
Harga emas naik tipis pada sesi awal perdagangan Asia, Senin (23/6) di tengah kekhawatiran atas konflik yang memanas di Timur Tengah.
Harga emas spot (XAU/USD) tercatat naik 0,2 persen menjadi USD3.373,57 per ons troy.
“Eskalasi terbaru antara AS dan Iran, yang ditandai dengan serangan udara terhadap situs nuklir Iran, telah menambah lapisan ketidakpastian baru di pasar global,” ujar CEO sekaligus manajer aset DHF Capital, Bas Kooijman, dikutip Dow Jones Newswires.
Ia menambahkan, “Ketakutan terhadap konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah mendorong lonjakan permintaan emas karena investor berupaya meredam risiko.”
Pasukan AS diketahui menyerang tiga situs nuklir utama Iran akhir pekan lalu. Presiden AS Donald Trump pun memperingatkan akan ada serangan lanjutan jika Teheran tidak memilih jalur damai.
Ketegangan antara Israel dan Iran turut memperkuat reli harga emas yang sepanjang 2025 telah naik hampir 30 persen.
Sementara itu, sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) dijadwalkan menyampaikan pandangan mereka pekan ini. Ketua The Fed Jerome Powell akan bersaksi di hadapan Kongres selama dua hari, dan diperkirakan membahas dampak tarif Presiden Trump serta serangan terhadap Iran.
Dari sisi data, investor akan mencermati angka inflasi inti AS, klaim pengangguran mingguan, dan data PMI sebagai petunjuk arah kebijakan The Fed berikutnya.
Analis ANZ, Daniel Hynes, menilai harga emas berpotensi naik tajam seiring meningkatnya konflik di Timur Tengah. Menurutnya, logam mulia ini telah menjadi "alat lindung nilai yang cukup efektif" terhadap ketidakpastian akibat peristiwa geopolitik besar.
“Konflik di Timur Tengah kali ini bisa menjadi salah satu isu terbesar yang dihadapi dunia dalam beberapa waktu terakhir,” ujarnya.
Ia menilai kondisi tersebut akan mendorong permintaan emas sebagai aset aman, dan akan mengimbangi kekhawatiran pasar atas kemungkinan penurunan suku bunga AS yang lebih sedikit. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.