Sign up
Log in
Bali Jagadhita 2025 Dorong Transformasi Ekonomi Lebih Merata
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel - Bali, sebagai salah satu pusat pariwisata dunia, terus berupaya mendorong transformasi ekonomi. Guna mendorong transformasi tersebut, seluruh pemangku kepentingan di Bali memfokuskan pengembangan pada tiga sektor utama yaitu pariwisata (Tourism), perdagangan (Trade), dan investasi (Investment) atau yang dikenal dengan TTI.

Namun, pelaksanaannya masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah aktivitas pariwisata yang masih terpusat di kawasan tertentu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan, pada sektor pariwisata, sekitar 70 persen aktivitas masih terpusat di Bali bagian selatan, khususnya kawasan Sarbagita. 

"Ketimpangan ini tidak hanya menyebabkan kepadatan pengunjung, tetapi juga mulai menurunkan kualitas dan ekspektasi wisatawan terhadap eksklusivitas destinasi Bali," ujarnya dalam Grand Opening Bali Jagadhita 2025 di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Senin (2/6/2025).

(Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta/dok.BI)

Begitu juga dengan sektor perdagangan Bali yang masih sangat bergantung pada konsumsi wisatawan. Studi menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara penjualan eceran dengan jumlah kunjungan wisatawan, menjadikan ketahanan ekonomi lokal rentan mengikuti ramainya pariwisata. 

Dalam hal ini, pelaku UMKM sebagai pilar utama perdagangan lokal juga masih menghadapi keterbatasan akses pembiayaan, sebagaimana tercermin dari pertumbuhan kredit UMKM yang masih terbatas di awal 2025.

Sementara itu, aliran investasi masih terfokus pada sektor tersier dan wilayah tertentu, dengan 87 persen investasi terserap di kawasan Sarbagita. Potensi besar di luar kawasan tersebut masih belum tergarap secara optimal, sehingga pemerataan investasi dan pengembangan destinasi baru menjadi keharusan untuk menciptakan pembangunan yang inklusif.

Untuk mengatasi seluruh tantangan tersebut, Bali Jagadhita hadir sebagai wadah kolaborasi strategis untuk mendorong pemerataan ekonomi, terutama lewat penguatan peran UMKM lokal.

Diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali sejak 2020, Bali Jagadhita menjadi sarana pameran sekaligus business matching bagi pelaku UMKM, dengan fokus utama pada promosi sektor Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi.

Memasuki tahun keenam penyelenggaraan pada 2025, Bali Jagadhita mengusung tema “Integrating All, Empowering All”, bersinergi dengan Pesta Kesenian Bali, dan melibatkan peserta dari Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra).

(Bali Jagadhita 2025/dok.BI)

Tahun ini, kegiatan yang berlangsung Juni-Juli 2025 tersebut memperluas fokusnya dengan menambahkan pilar promosi baru, yaitu penguatan ekonomi hijau serta pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Dalam sesi pembukaan, selaras dengan tema tahun ini, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Hasya menyampaikan pentingnya ekosistem ekonomi kreatif yang terhubung erat dengan investasi dan keberlanjutan.

Riefky menegaskan bahwa ekosistem ekonomi kreatif merupakan elemen penting dalam mendorong pertumbuhan berkualitas.

Riefky juga menyampaikan bahwa investasi saat ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial, melainkan juga mempertimbangkan keberlanjutan dan nilai lingkungan.

"Saya optimistis pelaku ekonomi kreatif di Bali dapat bersaing secara global tanpa meninggalkan kearifan lokal," kata Riefky.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi ekonomi Bali yang berhasil tumbuh 5,52 persen secara year on year (yoy) pada Triwulan I-2025.  Angka ini melampaui rata-rata nasional dan menempati posisi kedelapan tertinggi secara nasional. 

Koster mengatakan, bukan hal yang mudah membangkitkan kembali ekonomi pascapandemi Covid-19.

"Sekarang sudah bangkit di 5,52 persen, konsisten naik dari tahun 2022, 2023, 2024, 2025. Di saat yang sama, inflasi di Provinsi Bali sampai April 2025 tercatat 2,3 persen, terjaga dengan sangat baik dalam kisaran target inflasi nasional 3 persen plus minus 1 persen. ini mencerminkan bahwa kestabilan ekonomi dan efektivitas pengendalian harga," kata dia.

Dalam pembangunan kembali sektor pariwisata pascapandemi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengarahkan strategi pada pariwisata yang berkualitas, berorientasi pada pengalaman budaya, dan keharmonisan ekologis.

(Gubernur Bali Wayan Koster/dok. BI)

Diversifikasi destinasi juga diperluas ke wilayah-wilayah potensial yang sebelumnya kurang tergarap seperti Bali barat, utara, dan timur. Penerapan digitalisasi dan sertifikasi Green Tourism juga dimasifkan untuk meningkatkan standar layanan dan keberlanjutan industri pariwisata Bali. 

"Kami meyakini bahwa arah pembangunan ekonomi Bali harus memperkuat fondasi lokal di antaranya peningkatan ekspor produk lokal unggulan yang berbasis budaya dan alam Bali seperti garam tradisional, kopi organik, serta kerajinan rakyat," kata dia.

Tiga tujuan utama dari penyelenggaraan Bali Jagadhita 2025 pun sejalan dengan arah kebijakan tersebut. 

Pertama, mendorong promosi produk unggulan UMKM binaan Bank Indonesia yang memiliki potensi ekspor, melalui pertemuan langsung dengan calon pembeli dari negara mitra strategis. 

(Bali Jagadhita 2025/dok.BI)

Kedua, memperluas peluang investasi dengan memperkenalkan aset-aset unggulan milik pemerintah daerah kepada investor domestik maupun mancanegara yang mengusung prinsip berkelanjutan dan menghargai nilai-nilai lokal. 

Dan ketiga, memperkuat posisi desa wisata berbasis budaya sebagai garda depan quality tourism yang menjadi pembeda utama Bali sebagai destinasi kelas dunia.

"Selamat menikmati Bali Jagadhita. Kami mengundang untuk menikmati keindahan Bali, sekaligus mengunjungi dan membeli barang UMKM Bali. Jadi mohon Bapak Ibu yang hadir, jalan-jalanlah, beli produk UMKM agar UMKM kami bisa senyum karena ada yang membeli produknya. Bahagia pelaku UMKM adalah bahagia kita juga," ujar Koster.

Menjaga Napas Batik Bali

Ditta Rachmawati, pemilik brand Netra Pockets Handmade, menjadi salah satu pelaku UMKM yang ambil bagian dalam ajang Bali Jagadhita 2025. 

Ini adalah tahun ketiganya mengikuti event tahunan yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali tersebut.

Lewat berbagai produk seperti totebag dan topi, Ditta mengangkat batik khas Bali yang menurutnya masih kurang dikenal, bahkan di daerah asalnya sendiri. 

"Di Bali, orang lebih familiar sama endek atau tenun. Saya ingin bantu mempopulerkan batik Bali yang punya motif dan karakter unik," ujarnya pada pameran UMKM Bali Jagadhita 2025 di Living World, Denpasar. 

Diproduksi secara rumahan di Tabanan, Netra Pockets belum memiliki outlet fisik dan masih menjual produknya melalui ecommerce atau dititipkan pada pusat oleh-oleh. Namun, produknya sudah dikenal dan diminati pembeli mancanegara seperti Kanada, Amerika, hingga Melbourne.

"Bukan ekspor langsung. Tapi mereka biasanya pesan duluan sebelum datang ke Bali, atau titip lewat kolega yang datang ke Indonesia," ujarnya.

(Ditta Rachmawati, pemilik brand Netra Pockets Handmade/Inews Media Group)

Sebulan, dia bisa memproduksi sekitar 300–350 totebag dan 100 topi. Sekitar 80 persen konsumennya adalah turis asing, sehingga ketika pariwisata melambat, penjualannya ikut terdampak.

Menjadi UMKM binaan BI dan ikut serta pada event Bali Jagadhita, Ditta mendapat banyak pelatihan mulai dari desain produk, kemasan, bahan baku, hingga pemasaran digital. Dalam produksinya, Netra Pockets juga memperhatikan aspek keberlanjutan dengan sistem pengolahan limbah sendiri.

"Impact-nya cukup terasa. Orang jadi tahu brand saya, ambil kartu nama, memang nggak selalu langsung beli, tapi dari situ banyak juga pembeli baru datang dan hubungi lagi untuk repeat order," kata dia.

(NIA DEVIYANA)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.