Sign up
Log in
Darma Henwa (DEWA) Ubah Model Bisnis, Prospek Kinerja Kian Cerah?
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel - PT Darma Henwa Tbk (DEWA) tengah menjalani transformasi besar-besaran dalam model bisnisnya.

Perusahaan kontraktor pertambangan ini beralih dari skema kerja sama eksternal menuju sistem kontraktor internal (in-house).

Ini menjadi langkah strategis yang diproyeksikan mendorong pertumbuhan margin secara signifikan serta mengerek laba bersih perseroan dalam beberapa tahun ke depan.

Samuel Sekuritas menilai, DEWA sebagai satu-satunya emiten jasa tambang yang mencatat pertumbuhan agresif di tengah sektor yang stagnan.

Kontribusi armada milik sendiri diperkirakan mencapai 60 persen pada 2025, dan diproyeksi meningkat ke 79 persen pada 2026, seiring kedatangan alat berat baru yang siap digunakan penuh mulai 2027.

Hingga kuartal I-2025, DEWA mencatatkan laba bersih Rp68,9 miliar atau melesat 761 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp8 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham terkerek menjadi Rp3,15 per lembar.

Perbaikan neraca dan ekspansi kapasitas produksi

Pada tahun ini, DEWA juga melakukan perbaikan besar pada struktur keuangannya melalui konversi utang sebesar USD83 juta atau sekitar Rp1,4 triliun menjadi saham lewat skema Non-Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (NPMETD).

"Langkah ini meningkatkan current ratio menjadi 1,0x dan menurunkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) ke level sehat 0,4x," tulis riset Samuel Sekuritas, Rabu (4/6/2025).

Dengan struktur keuangan yang lebih solid, DEWA mengamankan pinjaman senilai Rp2,6 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau Bank BCA. Dana ini akan digunakan untuk menggandakan kapasitas produksi dari 57 juta bcm menjadi 122 juta bcm pada 2025, dan terus bertumbuh hingga 150 juta bcm pada 2027.

Meskipun harga batu bara global diperkirakan tetap lemah dalam jangka pendek, DEWA tetap optimistis terhadap prospek jasa pertambangan di Indonesia.

Saat harga batu bara menyentuh titik terendah enam tahunan di USD58,2 per ton pada 2020, tarif jasa tambang di dalam negeri hanya turun tipis menjadi USD2,3 per bcm atau turun 3,3 persen YoY, menunjukkan resiliensi sektor ini.

Mengacu pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, porsi batu bara dalam bauran energi nasional masih dipertahankan tinggi di angka 59,8 persen pada 2030. Target ini memberikan keyakinan bahwa aktivitas pertambangan batu bara domestik akan tetap intensif.

Rekomendasi buy dengan target harga Rp350

Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY pada saham DEWA dengan target harga Rp350 per saham.

Target tersebut mencerminkan potensi kenaikan sebesar 112,1 persen didasarkan pada metode Discounted Cash Flow (DCF) selama lima tahun, dengan asumsi pertumbuhan terminal 3 persen dan risk-free rate 6,9 persen, menghasilkan Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebesar 10,2 persen.

"Valuasi ini setara dengan EV/EBITDA 2026 sebesar 6,0x di atas rata-rata industri, namun dinilai layak mengingat proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) yang mencapai 116 persen pada tahun tersebut," tulis riset tersebut.

Meski demikian, beberapa risiko utama perlu dicermati di antaranya gangguan cuaca ekstrem, potensi keterlambatan persetujuan RKAB dan kendala pengiriman dan kedatangan alat berat baru.

(DESI ANGRIANI)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.