IDXChannel – Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menguat pada perdagangan Kamis (5/6/2025) di tengah sentimen positif terkait potensi suntikan dana dari lembaga pengelola dana negara (SWF), Danantara.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.56 WIB, saham GIAA—yang kini berada di papan pemantauan khusus—naik 4,84 persen ke Rp65 per unit. Nilai transaksi harian mencapai Rp6,18 miliar.
Dengan ini, saham GIAA menguat 3 hari beruntun. Dalam sepekan, saham maskapai penerbangan pelat merah tersebut terkerek 6,56 persen dan dalam sebulan terbang 6,667 persen.
Diwartakan sebelumnya, Garuda dikabarkan tengah menjajaki kesepakatan dengan Danantara terkait rencana suntikan dana sekitar USD500 juta atau setara dengan Rp8,15 triliun (asumsi kurs Rp16.292 per USD).
Hal ini diungkapkan oleh sejumlah sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut. Langkah ini menjadi bagian dari upaya maskapai nasional yang sedang berjuang memulihkan kinerjanya.
Menurut para sumber, dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/6/2025), kesepakatan ini dapat dicapai pada Juni atau Juli mendatang. Pendanaan tersebut akan menjadi tahap awal yang mungkin dilakukan dalam dua tahap, guna membantu memperbaiki kondisi keuangan maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
Sebagian dana itu direncanakan untuk mendukung Citilink, anak usaha Garuda di segmen maskapai berbiaya rendah. Dana ini akan membantu Citilink mengoperasikan kembali lebih dari selusin pesawatnya yang kini masih parkir atau di-grounded.
Pemerintah Indonesia juga sedang mempertimbangkan untuk memindahkan kendali atas Citilink ke perusahaan minyak milik negara, PT Pertamina, meski pembicaraan ini masih dinamis dan belum ada keputusan final.
Perwakilan Garuda Indonesia menolak memberikan komentar spesifik kepada Bloomberg soal rencana suntikan dana dari Danantara. Namun, perusahaan merujuk pada pernyataan bulan lalu yang menyebutkan, “Aksi korporasi ini sepenuhnya berada di tangan para pemegang saham dan pemangku kepentingan terkait.”
Sementara itu, perwakilan Danantara juga enggan memberikan komentar. Pertamina melalui keterangan resmi menyebutkan, “Kementerian BUMN sempat memiliki wacana untuk menggabungkan Pelita Air dan Citilink, tapi hingga kini belum ada perkembangan lebih lanjut,” merujuk pada maskapai kecil yang dimiliki Pertamina.
Garuda Indonesia, yang mayoritas sahamnya dikuasai negara, kembali mencatatkan kerugian bersih pada tahun lalu, setelah dua tahun sebelumnya berhasil mencetak laba berkat lonjakan perjalanan pasca pandemi Covid-19.
Kondisi keuangan yang masih rapuh ini membuat Garuda menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai direktur utama baru pada November lalu. Ia kini tengah fokus memperbaiki neraca keuangan dan memperluas jaringan internasional.
Per Desember 2024, Garuda memiliki utang sekitar USD1,4 miliar yang melebihi total asetnya.
Situasi Garuda juga menjadi perhatian Presiden RI Prabowo Subianto. Pada Maret lalu, pemerintah Indonesia memindahkan kepemilikan saham mayoritasnya di Garuda sebesar 65 persen ke Danantara, sebagai bagian dari langkah besar Presiden Prabowo dalam merombak pengelolaan BUMN. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.