IDXChannel – Saham emiten produsen emas menguat pada perdagangan Selasa (3/6/2025) seiring harga logam mulia mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga pekan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.05 WIB, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melambung 20,51 persen ke level Rp470 per unit. Kemarin, saham PSAB ditutup terbang 25,00 persen.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkerek 0,90 persen, usai melejit 6,75 persen pada Senin.
Selain itu, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) masing-masing naik 1,55 persen dan 0,51 persen. Demikian pula, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menghijau 0,72 persen.
Harga emas melesat pada Senin (2/6) seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan kombinasi risiko geopolitik serta ketidakpastian ekonomi yang mendorong minat investor terhadap aset aman.
Harga emas spot (XAU/USD) ditutup menguat 2,80 persen menjadi USD3.381,87 per troy ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 8 Mei di awal sesi.
Indeks dolar (DXY) melemah 0,5 persen terhadap sejumlah mata uang utama, membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Indeks saham global juga tertekan di tengah memanasnya tensi dagang AS-China dan menjelang pekan yang penuh rilis data ekonomi dan dinamika politik, termasuk laporan tenaga kerja AS yang krusial dan pemangkasan suku bunga yang diperkirakan oleh Bank Sentral Eropa.
“Ancaman tarif terbaru pada Jumat, termasuk rencana menaikkan tarif baja dan aluminium menjadi 50 persen serta serangan Ukraina ke wilayah Rusia pada akhir pekan, telah meningkatkan risiko geopolitik dan memicu sentimen risk-off,” kata wakil presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zanier Metals, Peter Grant, dikutip Reuters.
Ketegangan antara Washington dan Beijing kembali muncul setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat menuduh China melanggar kesepakatan untuk bersama-sama mencabut tarif dan pembatasan dagang atas mineral-mineral penting.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Minggu mengisyaratkan kemungkinan adanya panggilan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat untuk menyelesaikan isu perdagangan tersebut.
Investor juga mencermati pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan para pembuat kebijakan lainnya pekan ini untuk mencari petunjuk terkait arah suku bunga AS. Emas biasanya diuntungkan ketika suku bunga rendah dan muncul ketegangan geopolitik.
Analis pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, mengatakan, antara kekhawatiran perang dagang baru, ketidakpastian fiskal, dan polemik plafon utang AS, pasar sedang berada di tengah potensi volatilitas.
“Untuk prospek emas, latar belakang yang sarat dengan aversi risiko dan ketidakpastian fiskal ini benar-benar sangat mendukung.” (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.