IDXChannel – Saham emiten produsen emas bergerak beragam hingga penutupan sesi I, Senin (2/6/2025) di tengah rebound harga logam mulia acuannya di pasar global.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melejit 17,31 persen ke level Rp366 per unit. Kemudian, saham tambang BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga mendaki 4,50 persen.
Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) turut menghijau, yakni sebesar 2,48 persen, sedangkan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) terkerek 1,67 persen.
Berbeda, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melorot 1,54 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) minus 0,99 persen, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tergerus 0,36 persen.
Harga emas dunia naik pada sesi awal perdagangan Asia, Senin (2/6/2025) seiring Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat mengancam akan menggandakan tarif impor baja dan aluminium.
Trump mengatakan tarif untuk kedua logam tersebut akan naik menjadi 50 persen dari 25 persen sebelumnya, efektif pada 4 Juni. Langkah ini dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Menurut data pasar, pada pukul 12.19 WIB, harga emas naik 0,84 persen menjadi USD3.317,22 per troy ons, rebound dari koreksi pada Jumat (30/5) pekan lalu. Logam mulia ini saat ini sedang berada dalam fase konsolidasi jangka pendek, menunggu pemicu besar berikutnya.
Analis pasar keuangan untuk LATAM di XS.com, Antonio Di Giacomo, menyebutkan, dikutip dari Dow Jones Newswires, prospek emas tetap bergejolak dan pergerakan selanjutnya sebagian besar akan bergantung pada perkembangan kebijakan perdagangan AS dan sinyal dari Federal Reserve (The Fed).
Pengumuman kenaikan tarif impor baja dan aluminium Trump muncul di tengah sengketa hukum yang terus berlanjut terkait legalitas beberapa kebijakan tarif Trump, yang masih diperbolehkan oleh pengadilan banding meski Pengadilan Perdagangan Internasional telah memerintahkan penghentian pungutan tersebut.
Menambah ketidakpastian pasar, dilansir dari Trading Economics, Trump juga menuduh China telah melanggar kesepakatan penundaan tarif yang tercapai pada awal Mei. Beijing, di sisi lain, menolak tudingan tersebut dan justru menuduh AS sebagai pihak yang melakukan pelanggaran.
Di panggung geopolitik, serangan drone Ukraina dilaporkan telah menghancurkan lebih dari 40 pesawat Rusia di wilayah Rusia. Sementara, Moskow membalas dengan serangan rudal dan drone hanya beberapa jam sebelum kedua belah pihak dijadwalkan menggelar putaran baru perundingan langsung di Istanbul. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.