Sign up
Log in
Lo Kheng Hong Panen Dividen dari PGAS, Raup Rp48,6 Miliar
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel - Investor kawakan Lo Kheng Hong (LKH) diperkirakan menerima dividen tunai sekitar Rp48,6 miliar dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN.

Seperti diketahui, PGAS akan membagikan dividen senilai USD272 juta atau sekitar Rp4,4 triliun, setelah mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (28/5/2025) lalu.

Dividen tunai ini setara Rp181 per saham, menggunakan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di level Rp16.200. Berdasarkan data PGAS per 30 April 2025, Lo Kheng Hong tercatat memiliki 268,9 juta saham PGAS, setara 1,11 persen dari total kepemilikan.

Pria yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia tersebut berada di peringkat ketujuh sebagai pemegang saham terbesar PGAS, lebih tinggi dibandingkan raksasa investasi multinasional Amerika Serikat (AS), BlackRock, yang berada di peringkat sembilan dengan kepemilikan 195,9 juta saham (0,81 persen).

Bukan hanya dari PGAS, LKH juga sudah dikenal sebagai investor yang rutin mengoleksi dividen dari berbagai emiten. Sebelumnya, ia juga menikmati aliran dividen dari bank-bank besar seperti Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank OCBC NISP (NISP), serta perusahaan energi ABM Investama (ABMM).

Angka dividen PGAS mencerminkan dividend payout ratio (DPR) sebesar 80 persen dan memberikan imbal hasil (dividend yield) sekitar 9,95 persen berdasarkan harga saham PGAS di Rp1.820 per unit pada penutupan perdagangan Rabu (28/5/2025).

Mengenai jadwal cum date dan tanggal pembayaran, manajemen PGAS menyatakan bahwa hal itu akan ditetapkan kemudian. Namun, pembagian dividen akan mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pada tahun buku 2024, PGAS membukukan laba bersih USD339,4 juta atau Rp5,5 triliun, meningkat sekitar 22 persen dibandingkan laba bersih pada 2023 yang sebesar USD278 juta. (Aldo Fernando)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.