Sign up
Log in
Mitratel (MTEL) Gelar RUPST Hari Ini, Investor Menanti Kabar Dividen
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) hari ini, Rabu (28/5/2025), untuk membahas sejumlah agenda penting.

Selain mengesahkan laporan keuangan tahun buku 2024, rapat juga akan memutuskan komposisi baru jajaran direksi dan komisaris serta menetapkan besaran dividen dari laba bersih perseroan.

RUPST Mitratel menarik perhatian investor berkat rekam jejak perusahaan yang konsisten membagikan dividen besar sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021. Perseroan dikenal royal, dengan rasio dividen yang selalu berada di atas 70 persen dari laba bersih.

Pada tahun buku 2023, Mitratel membagikan dividen sebesar Rp1,51 triliun atau Rp18,2 per saham, mencerminkan payout ratio 75 persen dari laba bersih Rp2,01 triliun.

Pada 2022, perseroan bahkan sempat mencatatkan rasio dividen sebesar 99 persen dari laba 2022 yang mencapai Rp1,78 triliun. Pembagian itu terdiri dari dividen tunai sebesar 70 persen atau Rp1,24 triliun dan dividen spesial sebesar 29 persen atau Rp517,66 miliar. Total dividen per saham saat itu mencapai Rp21,38.

Sementara itu, untuk tahun buku 2021, Mitratel membagikan dividen senilai Rp966,7 miliar atau Rp11,57 per saham, dengan rasio 70 persen dari laba tahunannya yang mencapai Rp1,38 triliun.

Dengan perolehan laba bersih tahun 2024 senilai Rp2,10 triliun dan asumsi rasio dividen dipertahankan sebanyak 70 persen, nilai dividen bisa mencapai Rp1,47 triliun atau Rp18,2 per saham.

Jika melihat data beberapa tahun terakhir, rasio dividen MTEL tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan dua emiten menara besar lainnya, yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Sebagai perbandingan, TOWR hanya membagikan dividen sebesar Rp800 miliar untuk tahun buku 2024, atau setara Rp15,9 per saham—terdiri atas dividen final Rp9,9 dan interim Rp6 per saham.

Dengan total laba bersih Rp3,33 triliun, rasio dividen TOWR tercatat sebesar 42 persen. Jika mengacu pada harga saham Rp600 per unit, dividen tersebut mencerminkan yield sebesar 2,65 persen.

Sementara itu, TBIG belum menyelenggarakan RUPST untuk tahun buku 2024, yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Juni 2025. Salah satu agendanya adalah persetujuan penggunaan laba bersih, termasuk pembagian dividen.

Sebagai gambaran, pada tahun lalu TBIG hanya membagikan dividen sebesar Rp683,62 miliar untuk tahun buku 2023. Jumlah ini mencerminkan rasio 43,78 persen dari total laba bersih sebesar Rp1,56 triliun.

Harga Saham Menguat

Selama sebulan terakhir, saham MTEL terus bergerak di zona hijau dengan mencatat kenaikan 13 persen. Penguatan ini sejalan dengan keputusan Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang menetapkan MTEL sebagai penghuni baru dalam indeks MSCI Global Small Cap per 30 Mei 2025.

Analis menilai peluang penguatan saham masih terbuka, didorong oleh aksi rebalancing manajer investasi yang menyesuaikan portofolio mereka dengan komposisi terbaru indeks MSCI.

Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, masuknya saham Mitratel (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dalam MSCI Indonesia Small Cap Index untuk periode efektif 2 Juni hingga 1 September 2025 membawa angin segar bagi keduanya, baik dari sisi teknikal maupun sentimen pasar.

“Pengumuman ini secara langsung mendorong aksi beli dari investor institusi global yang mengelola dana berbasis indeks, terutama ETF dan fund manager yang mengikuti benchmark MSCI. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan harga kedua saham tersebut sejak penguman,” katanya.

Setelah resmi masuk ke dalam indeks MSCI, dia mengatakan, tidak hanya akan meningkatkan visibilitas secara global, tetapi berpotensi menciptakan rerating valuasi berkat ekspektasi pertumbuhan kinerja dan arus dana asing yang konsisten terhadap kedua saham tersebut.

Secara keseluruhan, Hendara menilai, masuknya MTEL dan MBMA ke dalam indeks MSCI menjadi katalis positif yang memperkuat momentum teknikal jangka pendek sekaligus validasi fundamental jangka menengah. Keduanya layak dikoleksi dalam portofolio dengan pandangan optimistis terhadap sektor infrastruktur digital dan hilirisasi mineral strategis Indonesia. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.