Sign up
Log in
Ikut Buyback Saham Tanpa RUPS, Emiten Baja ISSP Siapkan Dana Rp25 Miliar
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel - PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) ikut mengumumkan pembelian kembali saham atau buyback setelah ditetapkannya aturan mengenai buyback tanpa persetujuan RUPS.

Emiten baja ini mengalokasikan dana Rp25 miliar untuk buyback hingga 83.330.000 saham dalam jangka waktu 3 bulan setelah keterbukaan Informasi yaitu tanggal 24 Juni 2025. 

Harga pembelian kembali saham maksimal ditetapkan Rp300 per saham. Aksi korporasi tersebut dijalankan dengan pertimbangan harga saham perseroan saat ini belum mencerminkan harga yang wajar.

Manajemen ISSP menjelaskan, sumber dana yang digunakan untuk mengeksekusi buyback sepenuhnya menggunakan kas internal perseroan, dan bukan berasal dari dana hasil penawaran umum, pinjaman dan/atau utang dalam bentuk apapun.

"Pembiayaan atas buyback saham tidak akan berdampak signifikan pada penurunan pendapatan perseroan, dikarenakan sampai saat ini perseroan masih memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk operasional perseroan," tulis manajemen ISSP dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (24/3/2025).

Hingga Senin (24/3/2025), saham ISSP turun tipis 0,80 persen ke harga Rp248 dengan volume perdagangan mencapai 1,83 juta saham. Dalam sepekan, saham emiten baja ini sudah minus 10,14 persen dan terkoreksi 4,62 persen dalam satu bulan.

(DESI ANGRIANI)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.