Sign up
Log in
Kena UMA, Saham Globe Kita Terang (GLOB) Sentuh ARA
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau saham PT Globe Kita Terang Tbk (GLOB) karena telah terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham GLOB tersebut,  Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut," tulis pengumuman Bursa, Rabu (12/3/2025).

Pada perdagangan Rabu kemarin, saham GLOB stagnan di level Rp108. Tetapi dalam sepekan, harga saham emiten perdagangan handphone dan aksesorisnya tersebut melonjak 44 persen dan melambung 163,41 persen dalam sebulan.

Bagaimana pergerakan saham GLOB meski distempel UMA?

Hingga pukul 11.11 WIB perdagangan Kamis (13/3/2025), harga saham GLOB melompat 9,26 persen di Rp118 dan menembus Auto Reject Atas (ARA). 

Volume saham GLOB hari ini ditransaksikan sebanyak 824 lot saham dengan nilai Rp9,72 juta, dan frekuensi sebanyak 26 kali.

Bursa mengimbau investor untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa; mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya; mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Selain itu, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

(Fiki Ariyanti)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.