IDXChannel - Saham-saham sektor pertambangan, khususnya minerba diperkirakan mengalami tekanan setelah rencana perubahan tarif royalti yang tengah dibahas oleh pemerintah.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia, Ezaridho Ibnutama mengatakan, meskipun besarannya belum ditentukan, namun rencana revisi ini sudah menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan tambang dan investor di pasar modal.
Dia menambahkan, pemerintah saat ini tengah mencari cara untuk meningkatkan pendapatan negara, salah satunya melalui kebijakan royalti minerba yang baru.
Namun, dampak negatif terhadap pasar modal diprediksi cukup signifikan, mengingat banyak perusahaan tambang yang khawatir dengan beban biaya tambahan ini.
Ezaridho menyebut situasi ini mirip dengan sektor tembakau, di mana tarif cukai terus meningkat setiap tahunnya, menekan margin keuntungan.
"Kami harus melihat ini sebagai salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan pendapatan, namun bagi sektor minerba, perubahan royalti ini akan sangat berdampak negatif," kata dia dalam program Market Buzz yang ditayangkan di YouTube IDX Channel pada Rabu (12/3/2025).
Lebih lanjut, Ezaridho menyoroti pasar obligasi pemerintah yang terpantau sepi, dengan target pendapatan pajak yang lebih rendah dari ekspektasi.
Sementara itu, harga komoditas seperti batu bara ikut menurun, seiring dengan pembicaraan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang memberi harapan bagi pengurangan ketegangan geopolitik.
Selain itu, dampak penurunan permintaan nikel untuk sektor kendaraan listrik (EV) juga mulai terasa. Meskipun Indonesia terus berusaha memaksimalkan hilirisasi nikel, permintaan nikel diperkirakan tidak akan sebesar yang diprediksi sebelumnya, terutama karena teknologi baterai EV mulai beralih ke bahan baku lain.
"Prospek nikel terlihat terbatas, terutama dengan adanya pergeseran permintaan dari sektor EV yang tidak sekuat tahun lalu. Selain itu, sektor hilirisasi nikel yang terus digencarkan juga belum menunjukkan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia," kata Ezaridho.
Bagi investor yang memiliki saham-saham terkait nikel, seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), Ezaridho merekomendasikan untuk menahan atau hold saham tersebut untuk sementara waktu.
Dia menilai tidak ada sentimen positif yang cukup signifikan, namun juga tidak ada sentimen negatif yang terlalu besar, sehingga lebih baik menunggu perkembangan selanjutnya.
(Fiki Ariyanti)