Sign up
Log in
LINK Dicecar Bursa Soal Cabutnya Komisaris Independen, Ini Penjelasan Manajemen
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencerca manajemen PT Link Net Tbk (LINK) ihwal mundurnya komisaris independen Willem Lucas Timmermans.

Manajemen LINK menjelaskan bahwa Willem mengundurkan diri dengan alasan pribadi. Perseroan akan mengajukan permohonan atas persetujuan pengunduran diri tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan (RUPS) sekaligus memutuskan sosok yang akan mengisi kekosongan kursi komisaris independen. 

"Pengunduran diri tersebut berlaku efektif per tanggal surat pengunduran diri pada 25 Februari 2025. Alasan pengunduran diri Willem Lucas Timmermans adalah dikarenakan alasan pribadi," tulis manajemen menjawab pertanyaan Bursa, Selasa (4/3/2025).

Manajemen menambahkan, perseroan masih memiliki satu komisaris independen yang akan membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewankomisaris sampai dengan penetapan komisaris independen secara definitif. 

"Sampai dengan tanggal surat ini, belum terdapat informasi atau fakta material lainnya yang dapat berpengaruh terhadap operasional serta pengawasan Perseroan, yang perseroan ketahui dan belum diungkapkan kepada publik," tulis manajemen.

Selain Willem Lucas, anggota komisaris LINK, Dian Siswarini juga ikut mengundurkan diri. Keduanya kompak resign setelah Axiata selaku pemegang saham pengendali mengumumkan rencana divestasi. 

Axiata Group Berhad, induk PT XL Axiata Tbk (EXCL) tengah mencari investor potensial sebagai pengendali baru LINK. Saat ini, Axiata mempunyai 75,42 persen saham LINK atau sekitar USD1 miliar, setara Rp16 triliun.  

Chief Commercial Officer LINK, Ronald Chandra Lesmana menegaskan, Link Net sebagai korporasi, sama sekali tidak terlibat dalam pencarian investor baru. Wewenang untuk melakukan divestasi tersebut berada di tangan Axiata selaku pengendali perseroan.

Saham LINK masih stagnan di harga Rp2.040 pada Selasa (4/3/2025). LINK berada di papan pemantauan khusus dan diperdagangkan dengan metode Full Call Auction (FCA).

(DESI ANGRIANI)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.