Sign up
Log in
Intan Baru Prana (IBFN) Optimistis Potensi Bisnis Kian Terbuka Luas di 2025
Membagikan
Dengarkan Berita

IDXChannel – Emiten yang bergerak di bidang perdagangan alat pengangkutan komersial, PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) optimistis lini usaha baru yakni perdagangan alat pengangkutan komersial dapat meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan dan menjaga kelangsungan usaha perseroan ke depan.

Perseroan mulai melakukan diversifikasi usaha dengan menjalankan bisnis di bidang rental alat-alat berat dan pengangkutan kayu di wilayah Kalimantan sejak Desember 2023. Produk yang dipasarkan oleh perseroan memiliki produk yang dirancang khusus untuk dapat dipakai di area perkebunan, pertambangan dan kontruksi dengan harga yang bersaing pada kelasnya serta sudah diterima dengan baik di Indonesia.

Direktur Intan Baru Prana Petrus Halim mengatakan, konsistensi pertumbuhan perseroan juga tidak lepas dari dukungan jaringan PT Intraco Penta Tbk (INTA) yang berpengalaman lebih dari 50 tahun di industri alat berat dan tersebar hampir di seluruh wilayah-wilayah besar Indonesia.

“Kami mengandalkan beberapa keunggulan eksisting produk yang diageni oleh perseroan dan juga INTA Grup dibandingkan keunggulan yang dimiliki oleh kompetitor di kelasnya. Kami pun akan tetap melihat perkembangan iklim dunia usaha dan berupaya mencari peluang-peluang usaha yang selaras dengan kompetensi bisnis perseroan serta grup usaha INTA,” katanya dalam Paparan Publik secara virtual, Selasa (17/12/2024).

Sejak akhir Desember 2023, perseroan mulai melakukan diversifikasi usaha untuk pekerjaan pengangkutan kayu di Site Sebulu, Samarinda, Kalimantan Timur. Perseroan menginvestasikan 10 unit SINOTRUK untuk mengangkut kayu sebagaimana yang disampaikan dalam materi Paparan Publik.

Selanjutnya, kata dia, perseroan akan melakukan analisa lebih lanjut untuk pengembangan bisnis ini apakah dapat dilakukan di site lainnya diluar wilayah Kalimantan.

Pada Oktober 2024, lanjutnya, perseroan mulai mengembangkan usaha ke rental bisnis. Perseroan mendapatkan kesempatan untuk menyewakan alat-alat beratnya untuk pekerjaan tambang di wilayah Sumatera.

"Di site ini, perseroan mempekerjakan karyawannya sebanyak 12 orang," kata Petrus.

Dia menambahkan, perseroan menilai potensi penjualan alat pengangkutan komersial dan diversifikasi usaha masih terbuka luas, apalagi perseroan memiliki akses customer base serta fasilitas dari INTA Grup yang bisa dimanfaatkan.

Meski demikian, sejumlah tantangan yang akan dihadapi pada 2025 juga masih dipetakan oleh perseroan seperti persaingan dengan beberapa penyedia produk yang sejenis dan perusahaan pesaing lainnya, kualitas dan harga produk, serta tingkat pelayanan yang diberikan. 

"Tak hanya itu, target market yang terbatas untuk eksisting produk sehingga perseroan memerlukan dukungan yang kuat dari Principal, dan Pemegang Saham untuk melakukan diversifikasi usaha guna menjaga kelangsungan usaha perseroan," kata Petrus.

Sebagai informasi, IBFN mengantongi pendapatan Rp15,85 miliar per September 2024. Jumlah ini naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,89 miliar.

Meski pendapatan naik, namun perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp77,89 miliar per September 2024. Angka ini naik jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp56,07 miliar.

Menurut perseroan, ini disebabkan oleh naiknya beban usaha yakni dari Rp2,82 miliar di September 2023 menjadi Rp15,04 miliar pada September 2024.

(Dhera Arizona)

Disclaimer:Artikel ini mewakili pendapat penulis saja. Artikel ini tidak mewakili pendapat Webull, juga tidak boleh dipandang sebagai indikasi bahwa Webull setuju dengan atau mengkonfirmasi kebenaran atau keakuratan informasi.Seharusnya tidak dianggap sebagai saran investasi dari Webull atau siapa pun, juga tidak boleh digunakan sebagai dasar dari keputusan investasi apa pun.
What's trending
No content on the Webull website shall be considered a recommendation or solicitation for the purchase or sale of securities, options or other investment products. All information and data on the website is for reference only and no historical data shall be considered as the basis for judging future trends.